Selasa, 28 Oktober 2014

Doa Harianku...



Inilah doa yang sering Aku panjatkan dengan mengangkat kedua telapak tangan dan membukanya menghadap ke atas. Dengan menganalogikan kedua tangan kita seperti antena, Insya Allah sinyal doa akan semakin besar jika kita mengangkat kedua telapak tangan kita.

Bismillahirrahmaanirrohiim.

Ya Allah ya Rahman...Puji syukur atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, nikmat Iman dan kesehatan, Shalawat dan salam tercurah kepada Rasul-Mu Muhammad SAW, Keluarga, para sahabat, dan pengikut setianya hingga akhir zaman.

Ya Allah....tolonglah kami agar bisa selalu ingat kepada Mu kapanpun dan dimanapun Kami berada, tolonglah kami agar bisa selalu bersyukur atas apapun yang Engkau berikan kepada Kami, dan jadikan aktivitas hidup kami sebagai amal ibadah terbaik kami...yang kelak akan menjadi teman setia kami.

Ya Allah.... dengan Kehendak Mu, jadikanlah hati kami bercahaya, lisan kami bercahaya, pendengaran kami bercahaya, penglihatan kami bercahaya, masa lalu kami bercahaya, masa depan kami bercahaya, atas dan bawah kami bercahaya. Cahaya yang bermanfaat untuk kami, keluarga, dan Bangsa kami. Cahaya yang menyejukkan dan Cahaya yang dapat menghantarkan Kami mendapatkan Ridho Mu.

Ya Allah yaa Gaffar....Ampuni dosa dan kesalahan kami, ampuni dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, kasihi dan sayangi mereka sebagaimana mereka mengasihi dan menyayangi kami. Sehatkan kami, anak didik kami, dan keluarga kami.

Ya Allah yaa 'Alim....dengan ijin Mu.mudahkan kami mendapatkan ilmu Mu, kuatkan daya hafal, daya ingat dan pemahaman kami. Kayakan kami dengan rizkiMu yang halal dan barokah, dan mudahkan kami untuk menjadi pribadi yang giat beramal.

Ya Allah....karuniakan kepada kami, pasangan hidup kami, dan anak keturunan kami sebagai penyejuk hati dan penenang jiwa kami. Jadikanlah anak2 kami dan anak2 didik kami sebagai Generasi Indonesia Emas yang kelak akan menjadi pemimpin kami dan Bangsa Kami.

Ya Allah... dengan pertolonganMu kami mohon...bahagiakan kami di dunia dan akhirat serta jauhkan kami dari azab kubur dan azab neraka.

Sabtu, 13 September 2014

Terima Kasih Ibu Anak-Anakku...

Di dalam hadist, Rasulullah Muhammad SAW menyebut 3x  berturut-turut ketika sahabat bertanya tentang orang yang paling kita hormati yaitu Ibumu baru yang ke-4 Bapakmu. Aku sudah mendengar bunyi hadist tersebut dari kecil karena aku lahir dan dibesarkan di daerah pesantren, sedangkan penerapan hadist tersebut baru aku rasakan setelah menikah dan memiliki anak.
Mulai dari embrio sekitar minggu ke 4 atau masuk bulan 1 masa kehamilan, aku melihat istri sudah mulai mual dan muntah-muntah, karena terlalu sering mual dan muntah2 terkadang bisa dalam 1 hari lebih dari 1 kali maka kalau istri sedang muntah2 biasanya ia minta dibawakan air minum hangat maka akupun berlari mengambil air minum hangat untuk kumur2 dan minumnya. Setelah ia minum nampak di wajah dan badannya basah dengan keringat akibat menahan muntah yang cukup lama. Mual dan muntah istriku terus berulang sampai usia kandungan sekitar 4 bulan. Pernah ia bilang bahwa muntah itu baru berhenti kalau sudah mengeluarkan warna kuning dari lambung. Mendengar ucapan istri seperti itu aku ingat hadist itu...dalam hati saya berkata "Ya Allah....begitu besar perjuanganmu Ibu anak-anakku."
Setelah bulan ke 4, mual dan muntah sudah berkurang namun beban di rahim sudah semakin besar sehingga beberapa gerakan sudah mulai melambat. Ketika berjalan terkadang sambil memegang perut, saat duduk juga terkadang sering memegang pinggang, suhu tubuh meningkat sehingga suka yang dingin-dingin, dan amat sangat sensitif terhadap bau-bauan. Terkadang ketika naik mobil tidak mau memakai pendingin mobil katanya bau sehingga untuk meringankan mungkin hawa panas di dalam mobil maka kaca mobil dibuka atau membawa kipas tangan. Istriku amat senang jika Ibuku (kandung atau mertua) yang sudah bergelar nenek mengusap-usap perutnya yang semakin membesar. Dia bilang bahwa tangan nenek2 atau tangan anak kecil "adem" jika memegang perut orang yang sedang hamil.
Menjelang minggu ke 40 atau usia kandungan 9 bulan, merupakan masa penantian buah hati lahir. Masa melahirkan merupakan masa perjuangan hidup/mati seorang ibu. Beliau ikhlas mengorbankan apapun untuk dambaan hatinya termasuk nyawanya. Mulasnya tak tergambarkan dengan kata-kata, dan jauh melebihi sakit perut yang paling mulas yang pernah kita rasakan. Saat menakutkan ketika wanita sedang hamil dan sebaliknya saat yang dinanti saat wanita sedang hamil. Terima kasih ibu dari anak-anakku...
Kami mempumyai 3 buah hati yang karakter kelahirannya berbeda-beda. Anak pertama lahir setelah berdiam selama 2 hari 1 malam di rumah sakit Mekar Sari Bekasi pada hari Jumat tanggal 8 Mei 1998 dengan jenis kelamin wanita. Anak kedua lahir amat sangat mudah dan di luar perkiraan bidan dan dokter kandungan. Ia lahir di rumahku saat aku sedang mengajar tambahan di daerah Mampang Jakarta Selatan. Alhamdulillah di samping rumahku ada seorang bidan yang baik hati (semoga Allah memberikan tempat yang layak di sisiNya karena beliau telah wafat) sehingga persalinan istri dan anak keduaku dapat tertangani dengan baik. Sekitar pukul 20.30 aku baru sampai di rumahku yang berada di Bekasi telah diamanahkan lagi seorang anak mungil berjenis kelamin laki-laki, tepatnya hari Senin tanggal 6 November 2000. Rasa syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan sepasang anak perempuan dan laki-laki, sehingga kami merasa menjadi manusia sempurna di Bumi ini.
Pada tahun 2003, Alhamdulillah Aku dan Ibuku bisa menunaikan rukum islam yang ke-5 yaitu pergi Haji. Karena keterbatasan biaya dan keikhlasan istriku dan kedua mertuaku Alhamdulillah sudah haji (maafkan dan terima kasih ya Mah...) sehingga aku tidak bisa mengikutsertanya. Istriku tahu benar perjuangan Ibuku yang mengantarkan aku menjadi seperti sekarang ini,  karena telah ditingal suami untuk selama-lamanya ketika aku berada di kelas 2 SD. Kami ikut rombongan reguler tanpa memakai yayasan bimbingan haji kecuali yang diberikan dari pemerintah dan masuk kloter 31. Haji pada tahun 2003, merupakan tahun pertama diterapkannya transportasi "shutle" ke Arafah dan Mina. Karena aturan baru akhirnya terjadi macet total dari jam 01.00 dinihari  sampai siang sehingga banyak jamaah yang tidak terangkut dari Mudzdalifah ke Mina. Aku dan rombongan akhirnya memutuskan untuk berjalan dari jam 06.00 waktu setempat menuju pemondokan di Mina yang jaraknya sekitar 5 km. Untuk seusiaku (32 tahun saat itu) jarak itu tidak begitu jauh namun untuk ibuku yang saat itu usianya sekitar 65 tahun amat sangat berat, ditambah lagi saat berangkat kaki kanan ibuku sudah sakit jika berjalan. Dalam keadaan berihrom (memakai pakaian hanya 2 lembar), kedua tanganku menjinjing tasku dan tas ibuku dengan sabar. Aku dan Ibu berjalan pelan jauh tertinggal dari rombongan yang memang usianya jauh di bawah usia ibuku. Perasaan haru yang membayangkan bagaimana kalau ada orang yang seusia ibuku atau lebih tua lagi yang tidak didampingi putra/putrinya, mungkin akan tersesat di padang pasir yang penuh dengan jutaan manusia dengan warna pakaian dan pemondokan yang sama. Sekitar jam 11.30 aku dan ibu sampai dipondokan, tak terasa kedua lenganku berdarah akibat gesekan tasku dan tas ibuku selama perjalanan hampir 5 jam. Istirahat sebentar setelah shalat dzuhur kami lanjutkan dengan melontar jumroh lalu tawaf haji dan tutup dengan tahalul (potong rambut) maka selesailah kewajiban haji.
Sekitar satu tahun setelah pulang haji, aku dikaruniai seorang putra lagi. Tepatnya pada hari Selasa 25 November 2003 di poliklinik 24 jam di Bekasi. Melahirkan anak yang ke 3 ini juga tergolong lancar karena terjadi setelah salim saliman dengan sanak family di Iedul Fitri. Rata-rata anakku mendapat ASI selama 2 tahun, istriku memang tidak bekerja di luar rumah sehingga kasih sayangnya 100% untuk anak-anakku dan tentu juga aku. Dulu sebelum menikah dia adalah guru SD dan Madrasah di dekat rumahku, namun ketika kami sudah memiliki anak pekerjaan itu dilepas agar bisa fokus untuk urus anak dan suami (terima kasih Ibu anak-anakku...)
Keikhlasannya membolehkan aku dan ibuku berangkat haji bersama mungkin yang menyebabkan ia juga mendapat panggilan Allah untuk menunaikan rukum islam yang ke 5 pada tahun 2008. Saat itu kaka kandungnya mau berangkat haji, maka aku tidak ragu lagi untuk menitipkan istriku padanya. Untuk meringankan tugas kakanya yang berangkat dengan suaminya maka istriku juga aku masukan ke yayasan haji di dekat rumahku. Alhamdulillah secara umum berjalan dengan lancar walaupun saat itu pemondokan jamaah haji Indonesia sangat jauh dari Masjidil Haram di kota Mekkah. Istriku cerita, untuk bisa ke Masjidil haram tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki dan harus naik bus atau naik kendaraan umum 3x baru sampai.
Sekarang anak pertamaku sudah kelas XI SMA, anak ke 2 sudah kelas IX di sekolah tempat aku mengajar yaitu Labschool Jakarta, sedangkan yang ke 3 baru kelas V SDN 03 Puloasem Jakarta Timur. Sejak tahun 2012, saya dan keluarga meninggalkan kota Bekasi yang merupakan kota kelahiran kami sekeluarga. Selama 1 tahun ngontrak, Alhamdulillah diberikan kemudahan oleh Allah sehingga bisa membeli rumah mungil di gang yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan motor di Jalan Pemuda Asli III Rawamangun Jakarta Timur. Untuk bisa ke SMA atau SMP Labschool kedua anak&hyku tidak perlu transportasi lagi cukup dengan jalan kaki selama 5 menit sudah sampai, kecuali anak ke 3 ku yang harus diantar dan dijemput karena jaraknya sekitar 3 km dari rumah dan melalui beberapa jalan raya yang padat kendaraan. Istriku di luar memang tidak memiliki pekerjaan tetapi pekerjaan di rumah sampai antar jemput anaku, ia yang jalankan. Kwalitas dan kwantitas pekerjaanku jika dibandingkan dengannya tidak ada apa-apanya walaupun aku sering pulang malam karena harus mempersiapkan kegiatan siswa yang tergolong banyak di Labschool. Pernah saat aku libur sekolah, istri ijin untuk reunian di pesantren tempat ia belajar. Aku merasakan begitu berat sekali, pagi-pagi sudah harus menyiapkan sarapan anak2ku, merapikan rumah, mengantar dan menjemput anak dengan waktu yang sudah ditentukan terlambat sedikit anak cemberut karena "BT" lama menunggu lalu memberikan memberikan penjelasan kepada anak kenapa bisa terlambat. Mencuci dan menstrika pakaian pada hari aktif sekolah sementara pada hari libur mereka bisa mencuci dan menstrika pakaian sendiri-sendiri. Terkadang juga beban anak yang nilai ulangan hariannya atau tugas sekolahnya masih di bawah KKM sementara semangat belajar anak masih belum nampak. Tampa keikhlasan seorang ibu maka ia akan cepat stress, yang katanya hanya ada di sumur, dapur, dan tempat tidur. Namun jika ia selalu ingat bahwa kedudukannya amat sangat tinggi di hati anak-anaknya, dan juga ada hadist yang lain yang mengatakan "surga itu di bawah telapak kaki ibu" serta di dalam Al Quran yang mengatakan janganlah kamu berkata "ah" kepada orang tuamu namun kita harus berkata lemah lembut dengan kasih dan sayang maka semua letih dunia itu akan lunas terbayar. Terima kasih Ibu anak-anakku...I love you FULL.














Rabu, 10 September 2014

Kamil yang Syamil

Hari ini, tepatnya hari Selasa, 9 September 2014 pukul 07.00 - 08.30  aku mengajar di kelas 9C.  Tidak ada materi yang aku siapkan karena aku sudah sepakat  dengan mereka bahwa hari ini akan ada ulangan pertama IPA Fisika. Pengkondisian kelas dan memindahkan posisi tempat duduk memakan waktu sekitar 15 menit. Pengkondisian yang cukup lama karena di kelas ini, ada siswa yang memang perlu pelayanan ekstra sabar dan ikhlas.
Sebut saja namanya Kamil (bukan nama sebenarnya).
Kamil anak yang baik namun memiliki energi yang cukup besar. Walaupun memiliki badan yang tergolong kecil dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya. Kamil cukup disegani oleh teman-temannya, mungkin karena Kamil mudah bergaul sehingga memiliki banyak teman, atau juga karena temen-temanya sudah mengetahui sifatnya.
Di kelas Kamil tidak bisa diam atau sering pindah-pindah tempat, terkadang juga suka "iseng" dengan teman-teman satu kelas atau kelas yang lain. Jika ada guru yang telat masuk ke kelas 9C maka  Kamil sudah berada di kelas lain. Guru-guru sudah tahu bahwa memberi sanksi kepada Kamil tidak menyuruhnya ke luar kelas karena ia akan senang.
Setiap hari Kamil harus minum obat agar dapat mengurangi besar energi dan sifat isengnya itu. Ia masih dalam proses pengawasan psikolog tentu juga perhatian orang tua dan guru amat sangat diperlukan agar Kamil sembuh dengan sempurna.
Kebiasaan Kamil yang sering dilakukan selain keluar kelas antara lain: tidak memakai dasi sanksinya biasanya memakai dasi guru, membawa gitar walaupun tidak ada pelajaran seni musik, tuker-tuker sepatu sehingga kanan kiri sepatunya berbeda-beda, tidak bawa peci dan Al-Quran pada saat pelajaran agama dan tadarus Quran di awal pelajaran jam pertama setiap hari.
Semoga Kamil menjadi pribadi yang syamil (sempurna) dengan dukungan guru-guru, orang tua, dan teman-temanmu kelak, dan jangan lupa.... bahwa semua kehendak akan sia-sia jika tidak dikehendaki Allah SWT. Untuk itu, peran doa amat sangat diperlukan.











Senin, 08 September 2014

Salam Gunting

Pasar...tunggu... teriak seorang anak sambil melambaikan tangannya kepadaku. Aku menoleh ke arah teriakan itu, ternyata dia adalah muridku yang barusaja aku selesai mengajar di kelasnya. Dengan gayanya yang lincah seperti anak gadis yang baru dibelikan sesuatu yang ia senangi dari ayahnya, ia mendekatiku sambil berlari dan memberikan salam khasnya. Dia himpitkan kedua tangannya dan diletakkan di atas dada seperti salaman orang Sunda kemudian ketika kita mengikutinya dia tidak menyentuhkan ujung jarinya ke ujung jari kita tetapi ia langsung memutar telapak tangannya mirip seperti gunting. Awalnya aku agak "kecele" dengan gaya nih anak tapi ketika aku menyadari bahwa hanya sekedar "fun" saja maka aku ikuti seperti gayanya sehingga hubungan kami semakin dekat mungkin sedekat anak dengan orang tuanya di rumah.
Aku adalah guru fisika dan wajahku dibawah rata-rata banget, dan ada juga yang bilang wajah tanpa ekspresi. Karena banyak orang yang bilang bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit walaupun kenyataannya memang sulit tapi asyiik...maka strategiku harus dekat dengan anak. Indikator yang paling mudah apakah anak dekat yaitu banyaknya anak bertanya ketika kita tidak hadir di kelasnya.
Alia, begitu teman-temannya memanggil. Adalah anak kelas 8 yang periang, berkulit putih, dengan panjang rambut sebahu, dan berat badan dengan tingginya nampak seimbang. Prestasi akademik di kelasnya tergolong di atas rata-rata, ya..masuklah peringkat 15 besar dari 40 siswa di kelasnya tapi ide-idenya yang spontan dan mudah bergaul membuat dia disukai banyak teman termasuk aku suka karakternya.
Kemarin dia cerita banyak tentang diri dan temannya yang masuk ke salah satu TV swasta. Sambil membawa foto ukuran 4R dia menunjukkan bukti dia telah masuk TV dan wajahnya jauh lebih cantik karena polesan make up. Akupun mengapresiasinya dengan mengucapkan "selamat"  dengan salam gunting yang unik darinya. Sambil bercanda aku juga memasukkan kata doa kepadanya dengan mengatakan "semoga cantik juga kepribadianmu", spontan dia jawab Aamiiin Pasar....terima kasih ya... salam gunting lagi....cring.








Minggu, 07 September 2014

Selamat Berjuang Anaku


Pada hari dan besok yaitu Sabtu dan Minggu, tanggal 6-7 September 2014,Saya dan istri mengantar anakku lonba renang di kolam renang Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.  Acara ini diberi nama "Pari Sakti                    Cup 2014, acara ini diadakan setiap tahun oleh club renang Pari Sakti yang bertempat di GBK. Tujuannya untuk membangkitkan semangat renang generasi muda khususnya yang ada di Jakarta, namun pada pelaksanaannya ternyata banyak juga pesertanya dari daerah lain seperti: Tanggerrang, Bekasi, Bogor, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, dan ada juga yang bersal dari luar pulau Jawa seperti Kaltim, Kalbar, Lampung,  dan Sulteng.
Anakku Fathi Yakan Majid yang dipanggil Majid ikut lomba 50 meter gaya dada, estafet 200 meter gaya bebas, dan 50 meter gaya bebas. Kemarin Majid telah mengikuti 50 m gaya dada dengan waktu 63.09 detik sedangkan yang tercepat dan mendapat mendali emas waktu tempuhnya 38.69 detik. Sedangkan waktu tempuh estafet 200 m gaya bebas  dari Club Putra Rama dimana Majid berada di sana berada di posisi terakhir dengan waktu tempuh 196.18 detik.
Memasuki hari kedua lomba, semangat mereka masih tetap bergelora sebagaimana nama tempat renang ini walaupun kemarin mereka baru selesai jam 17.45. Melihat semangat mereka, kami orang tua yang mengantar juga menampakkan jiwa semangat walaupun terkadang pinggang dan kaki ini sering kaku dan kesemutan karena lama menunggu.
Jam 10.00 kami sudah sampai kembali di kolam renang GBK karena perkiraan kami Majid akan tanding sekitat jam 11.00, ternyata tandindingnya baru pukul 14.00.
Untuk gaya bebas ini Majid juga belum dapat juara yang diharapkan. Alhamdulillah waktu tempuhnya semakin kecil yaitu 49 detik sejauh 50 meter. Ini harus giat lagi dalam berlatih juga tentu saja tidak melupakan berdoa dan minta didoakan dari kedua orang tua, nenek, guru-guru, dan saudara semua, serta tak lupa juga dari teman SD dan Club Putra Rama Jakarta Timur. Dengan mengepalkan tangan kanan dan menghentakkannya ke atas sambil berteriak "JAYA TERUS RENANG INDONESIA"









Minggu, 17 November 2013

Mengantarkan Generasi emas Indonesia

Setelah melaksanakan shalat Subuh pada hari Minggu, 17 November 2013 saya telah mempersiapkan diri untuk menjpukul 17.15 WIBukul 17.15 WIBlankan tugas sekolah yang diamanahkan kepada saya yaitu menjadi guru pendamping final 3 lomba yaitu: final MGMP Matematika dan final Mator singkatan dari Matematika kalkulator tingkat Provinsi DKI Jakarta di SMPN 5 Jakarta Pusat serta  final kompetisi Internasional Anak Berbakat untuk Matematikan dan Sains di Bali dari hari ini sampai dengan hari Kamis, tanggal 17 - 21 November 2013.

Banyaknya siswa SMP Labschool yang lolos ke final untuk Mator sebanyak 4 orang yang terdiri 1 siswa dari kelas Akselerasi 2 yaitu Salma dan 3 orang siswa kelas 7 yang bernama Fadhila Mahardika Putri, M Fikri, dan Ananta Bagas. Sedangan untuk final lomba matematika MGMP DKI dan final kompetisi Internasional Anak Berbakat untuk Matematika dan Sains hanya Fadhila Mahardika Putri dari kelas 7F.
Fadhila yang merupakan panggilan akrab Fadhila Mahardika Putri merupakan  siswa yang mungil tetapi memiliki kecerdasan, kemauan, kekuatan, dan akhlak yang tinggi yang jarang dimiliki anak-anak seusianya. Kedua orang tuanya selalu mendukung setiap ada kompetisi   matematika atau sains dan tak jarang kedua orang tuanya yang selalu aktif mencaritemukan lomba yang terkadang sekolah belum dapatkan undangannya. Saat lomba sedang berlangsung Ibunda Fadhila selalu mengiringi kesuksesan putrinya dengan dzikir dan doa kepada Allah, Tuhan yang Maha Kehendak yang bila sudah berkehendak maka tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi Nya.

Setelah Shalat Ashar di bandara Soetta, Saya dan Fadhila check-in pada pukul 16.0 dengan pesawat garuda  GA 414 dan terbang pukul 18.00 dengan lama perjal dan perbedaan waktu 1 jam. Setengah jam perjalanan atau sekitar di atas Jawa tengah ternyata banya     sehinggagerak pesawat tidak stabil atau banyak goyangannya, namun tidak lama kemudian gerak pesawat normal kembali dan kami sampai di bandara I Gusti Ngurahrai pukul 20.00 WITA.

Dari bandara Denpasar kami (Saya dan Fadhila) naik taksi ke B Hotel yang letaknya di jalan Diponegoro nomor 508 dengan tarif yang tidak terlalu mahal Sembilan Puluh Ribu Tupiah. Kami lapor diri ke panitia dengan menyerahkan surat tugas dan biaya perjalanan kemudian dilanjutkan dengan makan malam yang ditemani oleh Bapak Sudarto sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang hadir di B Hotel lebih awal dari kami

Ada tiga guru SMP Labshool Jakarta yang datang ke Bali di hari yang sama tetapi dengan tujuan yang berbeda. Saya sebagai pendamping lomba Matematika dan Sains, pak Asdi sebagai pendamping lomba tari tradisional, dan pak Sudarto membedah kurikulum CIBI (Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa). Fadhila merupakan siswa satu-satunya sebagai wakil dari DKI untuk lomba Matematika dan Sains.

Pukul 07.00 waktu Bali kami sarapan dengan sudah berpakaian lengkap batik untuk persiapan pembukaan yang direncanakan pukul 08.00 WITA. Ada 4 bus yang akan mengantar kami yang menginap di B Hotel ke tempat acara dan pembukaenjadian. Mereka ada yang dari Lampung, Balikpapan, Jambi, Tanggerang, Sukabumi, Bandung, Semarang, Surabya, Bali dan lainnya. Kami sangat senang bisa berkumpul dengan orang-orang hebat di Indonesia. Maju terus generasi Indonesia yang kelak akan menjadi generasi emas Indonesia.

Sabtu, 16 November 2013

Akrab Labs


Pada hari uni, Jumat 8 November 2013 SMP Labschool Jakarta mengadakan tiga kegiatan yang disatukan menjadi satu yang disebut Akrab Labs. Ketiga kegiatan itu yaitu Peringatan tahun baru  1435 H, Lomba kreatifitas Agama (LOKETA), dan Bulan Bahasa (BULBA).  Empat angkatan yaitu kelas VII, VIII, IX, dan Akselerasi dikumpulkan dalam satu ruangan Auditorium Labschool untuk pembukaan dan pencerahan Agama oleh Ustad Usmaidas.

Materi pencerahan tentang prabadi Rasulallah yang memiliki hati yang baik dan suci, sehingga ucapan dan prilakunya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Ustad yang terkenal dengan penyampaian ceramahnya yang puitis dan humoris ini  membuat siswa senang dengan gelak tawa dan terasa tidak membosankan.

Akrab Labs yang merupakan ajang kreativitas Agama dan Bahasa, yang mengambil tema "Jadikan semangat Muharam dan sumpah pemuda sebagai teladan dalam berkompetisi untuk  menjadi pribadi yang unggul", mudah-mudahan generasi Indonesia menjadi generasi unggul.