Kamis, 30 Juni 2011

INDAHNYA KEBERSAMAAN

Pada tanggal 26 - 27 Juni 2011, Guru-guru dan Karyawan SMP Labschool Jakarta mengadakan arisan keluarga yang bertempat di sekitar Lembang Bandung tepatnya di Ciater Subang. Awalnya kami berkumpul di Sekolah pada pukul 07.00 WIB, pada pukul 07.30 diadakan apel pemberangkatan oleh ketua BPS Bunda Indira. Tepat pukul 08.00 kami berangkat dengan rute Jakarta-Tol Cikampek-Tol Padalarang-Tol Cileunyi dan keluar pintu gerbang tol Pasteur dan mengarah ke Lembang.
Sebelum sampai di Lembang, kami belok kiri untuk mengunjungi Kampoeng Gajah, di benak kami terpikir di sana banyak gajah seperti kebun binatang Ragunan, di gerbang kampoeng gajah memang banyak sekali patung gajah di jejerkan di pinggir jalan membuat anak-anak banyak yang bersorak sorai menyaksikan banyak patung gajah.
Setelah makan siang bersama keluarga besar Labschool di sana, Panitia mengumumkan bahwa acara bebas di kampoeng gajah hanya sampai dengan pukul 16.00. Masing-masing keluarga membawa anggota keluarganya menikmati fasilitas yang ada di sana, ada yang bermain di taman, ada yang bermain bebek-bebekan, dan ada juga yang duduk-duduk sambil menikmati fanorama pegunungan yang biru dan hijau oleh pepohonan Lembang.

Sambil menikmati udara Lembang yang sejuk, saya pun bertanya ke salah seorang penjaga tempat bermain anak-anak, di mana gajah-gajah itu berada? Orang itu menjawab dengan santai bahwa  gajah itu hanya patung-patung yang ada di pinggir jalan itu saja. Dengan sedikit kecewa di dalam hati saya menggerutu ya....h, hanya patung saja....
Tepat pukul 16.00, kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Sari Ater yang tentu saja melewati jalanan yang berkelok-kelok, terkadang menanjak dan terkadang turun melewati hutan cemara di pegunungan tangkuban perahu.Di Sari Ater, kami menikmati fasilitas yang ada di sana berupa kolam renang air panas yang buka 24 jam. Sambil menikmati kambing guling yang hangat dan jagung rebus, kami juga asyik berdendang bersama keluarga besar SMP Labschool Jakarta. Tak terasa malam sudah larut kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk lepas lelah dari perjalanan dan memanjakan anak-anak kami yang sering kami tinggal dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 20.00.
Setelah sarapan pagi, tepatnya pukul 09.00 kami sudah harus check out hotel untuk melanjutkan perjalanan menuju Tangkuban Perahu. Perjalanan menuju tangkuban perahu sangat indah dan kelokannya sangat tajam, bahkan ada kelokan yang hampir 180 derajat, hanpir setiap kelokan diberikan cermin cembung besar untuk melihat kendaraan yang terhalang oleh kelokan. Karena seperti di hutan dimana tidak ada penerangan oleh karena itu untuk para pengendara yang mau pergi ke sana agar berhati-hati khususnya pada saat hujan atau kabut turun. Tempat objek wisata ini mulai buka pukul 07.00 dan tutup pukul 17.00.

Udara di Tankuban Perahu sangat dingin dan sering turun hujan. Ketika turun hujan sering turun kabut dari pegunungan yang mengurangi jarak pandang. Kubangan kawah terlihat menganga seakan menjadi bukti telah terjadi letusan yang sangat besar sampai menyisakan kubangan besar.
Sambil menikmati cemilan yang kami bawa dari rumah, dan buah strobery yang dijajakan di sana dengan harga yang relatif murah dengan rasanya manis dan asam terasa hilang penat dan lelah rutinitas harian yang tak  pernah habis.
Gunung tangkuban perahu ini berada pada ketinggian 1830 meter dari permukaan laut. Jika setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut tekanan udara turun sekitar 1 cmHg, Jika pada ketinggian 1830 meter dari permukaan laut tekanan udara menurun sebesar 18,3 cmHg. Jika Jakarta yang letaknya di daerah pantai dengan tekanan udara sekitar 76 cmHg maka di Tangkuban Perahu tekanan udara menjadi sekitar            57,7 cmHg. Adaptasi perbedaan tekanan udara inilah yang menyebabkan telinga kita terasa agak sakit ketika berada di pegunungan.
Setelah shalat Jama' taqdim Dzuhur dengan Ashar yang dikerjakan di waktu Dzuhur, kami siap-siap untuk pulang kembali ke Jakarta. Tak terasa perut pun minta jatah untuk diisi karena sudah lewat waktu makan siang. Ke arah perjalanan pulang kami mampir di rumah makan khas sunda tepatnya Rumah Makan Abah di Subang. Karena rombongan yang cukup banyak 3 Bus Besar dan 2 mobil kecil maka kami harus menunggu sekitar 30 menit untuk persiapan. Sambil menunggu kami menikmati pemandangan alam sambil lesehan yang di pinggirnya terdapat kolam ikan mas. Anak-anak terhibur oleh ikan-ikan yang warna warni dan sangat banyak.