Selasa, 24 November 2009

PGRI DOELOE, KINI, DAN AKAN DATANG


Pada hari ini, Rabu 25 November 2009 seluruh pendidik sudah sepantasnya merayakan HUT Guru yang berdirinya berbarengan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia pada 25 November 1945. Organisasi yang diharapkan dapat menampung aspirasi guru, memperjuangkan hak-hak guru, Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru Republik ini.

Deoleo, di masa pemerintahan ORLA dan ORBA, PGRI seakan hewan perahan, yang diperas susunya namun yang keluar hanya darah dan air mata. Para guru hanya disanjung dengan julukan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", suara dan aspirasi mereka dikebiri dengan bertamengkan norma "tidak pantas guru berdemonstrasi" walaupun hak-haknya dacatut oleh oknum pejabat tertentu namun mereka selalu tegar melaksanakan kewajiban sebagai pendidik. Mereka yakin akan keberkahan rizki yang sedikit dan halal, namun mereka akan lebih tersenyum jika mereka mendapatkan rizki yang banyak dan halal.

Kini, di masa Reformasi, PGRI sudah sedikit berani meneriakkan "tuntutan anggaran pendidikan 20%" sebagaimana yang diamanatkan UUD 45. Bangunan tua PGRI sudah dimasuki guru-guru reformis yang berani berbicara dan bereaksi terhadap kesewenangan pejabat. Alhamdulillah, perjuangan tersebut yang tentu saja didukung oleh banyak kalangan terutama insan pers (cetak atau elektronik) direalisasikan oleh pemerintah.

Mulai saat ini (momentum HUT PGRI ke 64) dan ke depan, PGRI sudah harus merombak paradigma : "Top Down" menjadi "Bottom Up", "kesan wadah guru negeri" menjadi "wadah semua guru", "tak acuh terhadap nasib guru menjadi perhatian kepadanya". Banyaknya jam mengajar juga salah satu penyebab guru tidak sempat lagi berkiprah di organisasi yang bernama PGRI, sehingga banyak dari kepengurusan PGRI diisi oleh non guru seperti dosen atau yang lainnya. Memang harus mulai dipikirkan dan dituangkan dalam suatu peraturan yang mengatur, misalnya guru yang mendapat tugas tambahan menjadi pengurus PGRI baik pusat atau daerah  dikurangi beban mengajarnya di sekolah yang bersangkutan. Di Permen Diknas no. 39 tahun 2009 tugas tambahan seorang guru hanya sebagai: kepala sekolah, wakil kasek, kepala perpustakaan, kepala laboratorium atau bengkel, dan pembimbing khusus satuan pendidikan.

Mari Benahi dan Reform PGRI
Rumah Para Pendidik Indonesia.

Mari Kita Selamatkan Dieng


Pertengahan Juni 2009, kami (Mahasiswa PPS UNJ Program PEP) mengunjungi dataran tinggi Dieng. Kami tertarik mengadakan penelitian di sana karena ada fenomena "rambut gimbal" yang dialami masyarakat di sana. Dataran tinggi dieng yang terletak diprovinsi Jawa tengah terbagi menjadi dua yaitu sebagian masuk wilayah Banjarnegara dan sebagian lagi masuk wilayah Wonosobo, dengan rarata ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Suhu udaranya sangat dingin  (sekitar 0 derajat celcius) terjadi sekitar bulan Juli - Agustus, sedangkan pada bulan-bulan yang lain berkisar 15 - 20 derajat celcius. Banyak orang yang susah mengeluarkan keringat jika berada di daerah ini, walaupun bekerja keras atau berolahraga.

Masyarakat Dieng umumnya petani, petani yang tidak memiliki lahan karena tanah di sana umumnya sudah dimiliki oleh pemilik modal, baik yang ada di Dieng sendiri maupun yang ada di luar Dieng. Tanah dieng tergolong subur dengan tanaman yang khas yaitu "kacang dieng" dan "purwaceng" yang oleh masyarakat di sana dianggap tanaman yang meningkatkan stamina laki-laki.

Hingga saat itu, tanah Dieng sudah dikuras dengan monopoli tanaman yaitu kentang. Hampir 90 % tanah di Dieng ditanami kentang. Kentang merupakan tanaman yang oleh masyarakat dieng dianggap yang sangat menjanjikan untuk mengangkat perekonomian mereka. Pola tumpang sari yang dapat mempertahankan keberagaman unsur hara tanah seakan telah dikesampingkan oleh masarakat dieng. Pikiran mereka selalu "ketang" "kentang" dan "kentang".

Saat itu kami telah menemukan masalah lingkungan yang kami anggap sangat mengkhawatirkan, yaitu: hilangnya belalang, kupu-kupu, dan serangga lainnya kecuali jenis hewan pemakan kentang yang dicemaskan masyarakat di sana yaitu "engkuk". Jenis hewan ini biasanya hidup di dalam tanah, tubuhnya berwarna putih lebih besar dibanding kepalanya yang berwarna kecoklatan. Frekuensi penyemprotan insektan tanaman kentang tinggi (minimal 2x dalam seminggu), membuat serangga yang lain ikut mati.

Karena bisnis tanaman kentang di Dieng sangat menguntungkan, membuat harga tanah di sana sangat tinggi dan banyak peminatnya. Hal ini membuat oknum-oknum pejabat di sana lupa lingkungan sehingga pohon-pohon yang berada dipegunungan dieng diubah menjadi ladang kentang. Dieng menjadi gundul dan dikhawatirkan akan terjadi longsor di saat musim hujan.

Mari selamatkan Dieng ....Mari selamatkan negeri "para dewa" yang konon tempat itu merupakan tempat awal peradaban hindu di Pulau Jawa.








Senin, 23 November 2009

Aktivitas Siswa Labschool Menjelang Dzuhur.

Pada hari ini, Senin 23 November 2009 telah disepakati seluruh wali kelas dan diaminkan oleh guru SMP Labschool Jakarta, bahwa ada penambahan pembinaan siswa menjelang Shalat Dzuhur di Masjid kami yaitu "Baitul Ilmi".

Hampir sudah berjalan dua tahun pelajaran hingga saat ini setelah Shalat Dzuhur diisi oleh Kultum (Kuliah Tujuh Menit) yang disampaikan oleh perwakilan kelas secara berurutan. Sebelum kultum tentu saja ada Dzikir dan doa yang disampaikan oleh Iman yang dalam hal ini dipimpin oleh guru. Beragam tema yang disampaikan siswa dengan pola penyampaian yang berbeda-beda pula. Ada yang mengambil tema: Qurban, Ikhlas, Kiamat 2012, Niat dan lain sebagainya.

Sepintas memang tema-tema tersebut sudah umum diutarakan diberbagai kalangan dan tempat, namu membiasakan belajar berani untuk berbicara di depan seluruh siswa kelas 7, 8, 9, dan guru-guru merupakan suatu hal yang menurut saya sangat membanggakan.

Pada hari ini, mulai ditambah pola pembinaan siswa berupa: Ikomah, Pembawa Acara (MC), dan doa. Sehingga perwakilan setiap kelas yang biasanya hanya satu orang, sekarang menjadi empat orang. Mereka akan menjadi MC, Ikomah, Doa, dan Kultum. Kebiasaan yang kecil tetapi akan mendatangkan generasi yang HEBAT.